SIGAPNEWS.CO.ID | PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru menargetkan (PPM) 1.095 peserta KB Baru menggunakan pil KB.
Demikian disampaikan Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru, Muhammad Amin kepada media, Jumat (16/10/2020), target/PPM tersebar di 12 kecamatan. Untuk Kecamatan Sukajadi, ditargetkan sebanyak 39 peserta.
Kemudian untuk Kecamatan Pekanbaru Kota ditargetkan 67 peserta. Kecamatan Sail 27 peserta. Kecamatan Lima Puluh 38 peserta. Kecamatan Senapelan 106 peserta. Kecamatan Rumbai 117 peserta.
Kecamatan Bukit Raya 95 peserta. Kecamatan Tampan 208 peserta. Kecamatan Marpoyan Damai 180 peserta. Kecamatan Payung Sekaki 37 peserta. Kecamatan Rumbai Pesisir 48 peserta. Kecamatan Tenayan Raya 133 peserta KB baru.
"1.095 peserta KB baru yang disasar ini tersebar di 12 kecamatan dengan jumlah peserta berbeda," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru Muhammad Amin di Pekanbaru, Jumat.
Menurut dia, program ini dilakukan karena alat kontrasepsi yang paling tinggi digunakan masyarakat Kota Pekanbaru adalah kontrasepsi suntik.
Karena itu, tiap kecamatan ditargetkan peserta KB baru dengan kontrasepsi pil KB, seperti Kecamatan Sukajadi ditargetkan 39 peserta, Pekanbaru Kota 67 peserta, Sail 27 peserta, Lima Puluh 38 peserta, Senapelan 106 peserta, Rumbai 117 peserta, Bukit Raya 95 peserta, Tampan 208 peserta, Marpoyan Damai 180 peserta, Payung Sekaki 37 peserta, Rumbai Pesisir 48 peserta, dan Kecamatan Tenayan Raya 133 peserta.
"Program ini dibutuhkan untuk mengendalikan jumlah penduduk, selain meningkatkan kualitas SDM, juga pendewasaan usia perkawinan," kata Muhammad Amin.
Ia menjelaskan dari berbagai jenis alat kontrasepsi, seperti IUD (spiral), mmplant (susuk), metode operasi pria (MOP), dan metode operasi wanita (MOW), yang paling tinggi digunakan masyarakat Kota Pekanbaru adalah alat kontrasepsi suntik
Manfaat utama kontrasepsi pil KB, katanya, membantu haid lebih teratur, menurunkan risiko beberapa jenis kanker rahim dan kanker ovarium.
Pil KB menjadi salah satu metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan, setidaknya 20 persen oleh perempuan Indonesia.
"Ini salah satu upaya yang kita lakukan dalam pengendalian penduduk. Selain itu melalui pendewasaan usia perkawinan, baik kuantitas maupun kualitas," ujar Muhammad Amin.
Diberitakan sebelumnya, dari berbagai jenis alat kontrasepsi seperti IUD, Implant, metode operasi pria (MOP), dan metode operasi wanita (MOW), yang paling tinggi digunakan masyarakat Kota Pekanbaru jenis alat kontrasepsi suntik. (kominfo)